Jumat, 14 November 2014

Makalah Sediaan Solutiones


MAKALAH SEDIAAN LARUTAN


Oleh:
           1.     Idha Ayu Octa Diantari               (05) 
2.     Kadek Yunita Liana Dewi      (07)
         
Kelas : XII Farmasi II


SMK NEGERI 1 KLUNGKUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015


Kata Pengantar
Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan kepada kami, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang diharapkan meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang “Sedian Solutio atau Larutan” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita khususnya tentang apa dan bagaimana sediaan dalam bentuk larutan.
Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman, selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.
Kami sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat minim, sehingga saran serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini .
Om Santih, Santih, Santih, Om

Klungkung, 08 September 2014

                                                                                                            Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………..……………………………………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan….……..………………………….…………………………………………1
            1.1 Latar Belakang……………………………….………………………………………..1
            1.2 Rumusan Masalah…………………………….……………………………………….2
            1.3 Tujuan dan Manfaat………………………….………………………………………..2
Bab II Landasan Teori…….…………………………………………………………………….3
            2.1 Definisi Larutan….…………………………………………………………………....3
            2.2 Klasifikasi Larutan.…………………………………………………………………....4
Bab III Pembahasan…………..…………………………………………………………………8
            3.1 Cara Pembuatan Sediaan Larutan….………………………………………………….8
            3.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan…….………………………………….....8
            3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan…….…………………………………….9
            3.4 Formula Umum Larutan……………………………………………………………..11
            3.5 Contoh Resep Sediaan Solutio…………………….…………………………………14
Bab IV Penutup…………..……………………………………………………………………..22
            4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..22
            4.2 Kritik dan Saran……………………………………………………………………...23
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….……24
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Kemasan Sinativa………….………………………………………………………25
Lampiran 2 Kemasan Acidbori…………………………………………………………………26
Lampiran 3 Brosur Sinativa…………………………………………………………………….27
Lampiran 4 Brosur Acidbori……………………………………………………………………28
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bagi masyarakat Indonesia begitu mendengar kata obat itu sebenarnya bukan hal  yang baru, telah lama obat-obatan digunakan secara turun temurun dan diyakini mampu mengobati suatu penyakit dan dirasakan khasiatnya. Kepercayaan pada obat juga terus meningkat seiring dengan perkembangan ilmu tentang obat yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Dalam sediaan farmasi terdapat beberapa bentuk obat yang umumnya untuk menentukan bentuk obat yang akan dibuat. Setiap bentuk sediaan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian, secara garis besar ada tiga bentuk sediaan obat yaitu sediaan Padat, Semipadat, dan Liquid atau sediaan cair seperti larutan.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Diantaranya solution dan mixtura tidak ada perbedaan yang pokok. Oleh karena itu molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata. Sediaan larutan juga mempunyai keunggulan terhadap bentuk sediaan solid dalam hal kemudahan pemberian obat terkait sifat kemudahan mengalir dari sediaan ini. Dosis yang diberikan relatif lebih akurat dan pengaturan dosis lebih mudah divariasi dengan penggunaan sendok takar. Selain itu sediaan larutan biasanya dapat menutupi rasa tidak enak atau rasa pahit dari obat, tetapi sediaan liquid seperti larutan lebih mudah rusak oleh tempat penyimpanan sediaan, sediaan bentuk ini juga mudah terkontaminasi oleh bakteri karena air merupakan media yang paling bagus untuk pertumbuhan bakteri.
Seorang ahli farmasi harus dapat membuat formulasi yang tepat dengan bahan tambahan yang sesuai dan tempat penyimpanan harus di perhatikan, simpan pada suhu ruangan agar sediaan tidak cepat rusak.



1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan larutan ?
2.      Bagaimana pembagian larutan ?
3.      Apa saja keuntungan dan kerugian dalam sediaan larutan ?

1.3  Tujuan dan Manfaat
      Agar dapat diketahui apa itu sediaan larutan, bagaimana cara pembuatannya dan apa saja keuntungan dan kerugian sediaan larutan supaya dapat dipertahankan kelebihannya dan mengatasi kekurangan tersebut. Dengan membuat sediaan larutan menjadi lebih baik lagi agar dapat diterapkan di dunia kerja dengan baik dan bisa didapatkan efek terapi yag di harapkan.




           









BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Definisi Larutan
            Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu zat aktif atau lebih yang terlarut didalamnya, biasanya menggunakan air sebagai pelarut. Perbedaan potio dan larutan (solutio) adalah potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat secara oral, sedangkan larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikan, parenteral dan sebagainya.

• Menurut Farmakope Indonesia edisi III
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter.

• Menurut Buku Ilmu Meracik Obat
            Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia yang terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut.

• Menurut Buku Ilmu Resep
            Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.

• Menurut Farmakope Indonesia edisi IV
            Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang telarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Berikut pembagian larutan berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV :
Ø  Larutan Oral, yaitu sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Larutan oral dapat diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada pasien atau dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu sebelum diberikan. Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula dalam kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup.
Ø  Larutan Topikal, yaitu larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol untuk penggunaan topikal atau penggunaan luar pada kulit.
Ø  Larutan Otik, yaitu larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi , untuk penggunaan dalam telinga luar.
Ø  Spirit, yaitu larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. Beberapa spirit digunakan sebagai bahan pengaroma, yang lain memiliki makna pengobatan. Spirit harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya untuk mencegah penguapan dan memperkecil perubahan akibat oksidasi.
Ø  Tingtur, yaitu larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan-bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya serta jauhkan dari sinar matahari langsung dan panas yang berlebihan.


2.2  Klasifikasi Larutan
*      Larutan dibagi berdasarkan cara pemberiannya :
1.      Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran konsolven.


Beberapa contoh sediaan larutan oral, antara lain:
a.       Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat. Komponen-komponen dari sirup : (1) gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental, (2) pengawat antimikroba, (3) pembau, dan (4) pewarna
Ada 3 macam sirup yaitu :
·         Sirup simpleks, mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 % b/v.
·         Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan.
·         Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak.
b.      Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimasukkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibandingkan dengan sirup eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif disbanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. (Howard C. Ansel, Ph. D. dkk. Fakultas Farmasi Univ. Georgia 341)
2.    Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Sedian-sedian yang termasuk larutan topical :
a.       Collyrium
Adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas pirogen, isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
b.      Guttae Ophthalmicae
Tetes mata adalah larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.


c.       Gargarisma
Gargarisma / obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Contohnya : Betadin gargle.
d.      Guttae Oris
Tetes mulut adalah Obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-kumur, tidak untuk ditelan.
e.       Guttae Nasalis
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
f.       Inhalation
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot oleh hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran pernafasan. Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.
g.      Injectiones / Obat suntik
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
h.       Lavement / Enema / Clysma
Cairan yang pemakaiannya per rectum / colon yang gunanya untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik. Enema yang digunakan untuk membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih feces sebelum operasi, tidak boleh mengandung zat lendir. Selain untuk membersihkan enema juga berfungsi sebagai karminativa, emolient, diagnostic, sedativa, anthelmintic dan lain-lain.
i.        Douche
Adalah larutan dalam air yang dimaksudkan dengan suatu alat kedalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan. Karena larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik. Contoh : Betadin Vagina Douche.


j.        Epithema / Obat kompres
Adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat-tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk mngeringkan luka bernanah. Contoh : Rivanol.
k.      Litus Oris
Oles bibir adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut. Contoh: Larutan 10 % Borax dalam gliserin.

*      Larutan dibagi berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut
1.      Spirit yaitu larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dai zat mudah menguap, umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma.
2.      Tingtur yaitu larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
3.      Air aromatik: larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatic, atau bahan mudah menguap lainnya.
*      Pelarut yang biasa digunakan adalah :
a.       Air, untuk melarutkan bermacam-macam garam.
b.      Spiritus, untuk melarutkan kamfer, iodine, mentol.
c.       Gliserin, untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol.
d.      Eter, untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat.
e.       Minyak, untuk melarutkan kamfer, mentol.
f.       Paraffin liquidum, untuk melarutkan cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer, mentol, klorbutanol.
g.      Kloroform, untuk melarutkan minyak-minyak, lemak.







BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Cara Pembuatan Sediaan Larutan
Berdasarkan Buku Ilmu Meracik Obat hal 99 :
1.      Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol
2.      Zat-zat yang agak sukar dilarutkan dengan pemanasan
3.      Untuk zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat.
4.      Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkkan digoyang-goyangkan atau di gojok untuk mempercepat larutnya zat tersebut.
5.      Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan dan dilarutkan secara dingin.
6.      Zat-zat mudah menguap bila dipaanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dipanaskan serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan.
7.      Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua, dapat dilakukan ditabung reaksi lalu bilas.
8.      Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan, sebab bila keadaan menjadi dingin maka akan terjadi endapan.

Bila suatu zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai berikut:
1.      Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2.      Larutan  pekat, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3.      Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
4.      Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di  dalam  air  pada  temperatur  tertentu.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan/solution adalah agar mempercepat melarutnya obat dapat digunakan beberapapa cara seperti menggunakan panas, mengecilkan ukuran partikel zat, menggunakan pelarut pembantu maupun membantu kelarutan dengan melakukan pengadukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat larutan:
1. kelarutan zat aktif harus jelas dan bisa larut
2. kestabilan zat aktif dalam larutan/pelarut maupun kosolven harus baik
3. dosis takaran tepat
4. penyimpanan yang sesuai

3.2  Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Larutan
a.       Keuntungan sediaan dalam bentuk larutan yaitu :
§  Merupakan campuran homogen
§  Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
§  Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan.
§  Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi.
§  Mudah diberikan pemanis, bau-bauan, warna dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak.
§  Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.
b.      Kerugian :
§   Volume bentuk larutan lebih besar
§   Ada obat yang tidak stabil dalam larutan
§   Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.

3.3  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan
1.    Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.


2.    Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
3.    Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
a.       Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.
b.      Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2. semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.
Dalam Farmakope Indonesia Edisi III Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah sebagai berikut:

Istilah kelarutan
Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat
Sangat mudah larut
< 1
Mudah larut
1- 10
Larut
10-30
Agak sukar larut
30-100
Sukar larut
100-1000
Sangat sukar larut
1000-10000
Praktis tidak larut
>10000

4.    Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas.
Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak boleh dipanaskan, misalnya :
a.       Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri.
b.      Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.
c.       Saturatio
d.      Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.
5.  Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
6.    Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung Nicotinamida.
7.    Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
Kecepatan kelarutan dipengauhi oleh :
a.       Ukuran partikel : Makin halus solute, makin kecil ukuran partikel ; makin luas permukaan solute yang kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
b.      Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan kelaruta solute.
c.       Pengadukan.

3.4  Formula Umum Larutan
Suatu larutan terdiri dari  Zat Aktif dan Zat Tambahan.
Zat tambahan ini terdiri dari :
a.      Pembasah
b.      Stabilizer (jika perlu)
c.       Antioksidan (untuk zat mudah teroksidasi dan minyak)
Antioksidan yang digunakan harus non toksik, non iritan, efektif pada konsentrasi rendah, larut pada fase pembawa, dan stabil. Contoh antioksidan yang sering digunakan :
    - Asam Askorbat (pH stabilitas 5,4, penggunaan 0,01-0,1%)
    - Asam Sitrat (0,01-1%)
    - Na-Metabisulfit
    - Na Sulfite
d.      Pengawet
            Pengewet yang digunakan harus berspektrum luas (bisa untuk bakteri gram positif             maupun negatif), larut dalam pembawa. Biasanya digunakan pengawet kombinasi   untuk meningkatkan kemampuan spektrum antimikroba, efek yang dihasilkan sinergis, dan digunakan dalam jumlah sedikit. Kriteria Pengawet :
            - harus efektif
            - stabil
            - non  toksik, non sensitizing, cukup larut, mampu bercampur dan rasa mampu di                            tolerir. Contoh pengawet: kloroform (jarang digunakan karena karsinogen),                                    etanol, asam benzoat, asam sorbat, sirup dengan konsentrasi tinggi, ester hidroksi                           benzoat, dll
e.       Pemanis
- Sukrosa : berfungsi dalam peningkatan visikositas, memberi tekstur yang menyenangkan di mulut, membentuk larutan tidak berwarna yang stabil pada pH 4-8.
- Sorbitol, Manitol, Xytol : biasa digunakan untuk pasien DM, dosis tinggi menyebabkan diare.
- Aspartam : rasa manis hilang ketika terhidrolisis oleh panas.
 - Garam Na dan Ca dari sakarin : menimbulkan rasa kelat.
 - Thaumatin : pemanis yang paling manis, biasanya dikombinasikan dengan gula karena             menimbulkan rasa pahit dan rasa logam.
f.        Pengental
g.      Pewarna (dye)
Penggunaan pewarna ini sebenarnya sedikit tidak penting, karena hanya bertujuan untuk             memperbaiki warna tampilan larutan. Syarat pewarna yang bisa di gunakan yaitu non toksik, non iritan, dapat tersatukan dengan larutan.
Dalam  pemilihan pewarna harus memperhatikan :
- kelarutan
- stabilitas
- ketercampuran
- konsentrasi zat pewarna dalam sediaan
 Klasifikasi Pewarna
- Pigmen Mineral
- Zat Pewarna Alam
- Sintesis
h.      Anti Caplocking Agent
Untuk mencegah kristalisasi gula di dalam botol, umum digunakan alkohol polihydric seperti sorbitol, gliserol, dan propilenglikol.
i.        Dapar
Untuk zat yang range pH stabilitas kecil harus diperhatikan :
- ketercampuran dengan kandungan larutan
- tidak toksik
 - dapat menerima flavoring dan pewarna dari produk
  Contoh :
 - karbonat
 - sitrat
 - borat (tidak untuk oral)
j.        Pewangi (Flavoring agent)










3.5  Contoh Resep Sediaan Solutio
1.       
Dr. Wahid Hasim
Sip: 026/XII/32/2012
Alamat prak: Jln. Melaju Keras  No 1 Malang
Telepon: (0341) 6611122
Malang 26 November 2012
No. 001
R/ Obat Pencahar 60 mL
S1dd1 cth.h.v
Pro: Udin
Umur: 20 tahun                       
Alamat: Jln. Sanan 1A          

Resep Standart (FMS hal 45)
R/ Magn Sulfat     5
                 Nat Sufat         5
                 Aq ad               100 cc
                           m.f.sol
                        S.Laxans
Jawab :
a.       Kelengkapan R/
-        Nama dokter
-        Sip dokter
-        Alamat praktik dokter
-        Nomor telepon dokter
-        Nomor  resep
-        Tanggal pembuatan resep
-        Tanda  R ( Recipe)  pada  bagian  kiri setiap  penulisan resep
-        Nama obat dan komposisinya
-        Aturan  pemakaian obat  yang  tertulis
-        Tanda tangan atau paraf dokter
-        Nama pasien
-        Umur pasien
-        Alamat pasien

b.      Arti singkatan bahasa latin
 S (signa)                     =  tandai
1                                                                   =  satu
d d 1 (de die)             = tiap hari satu 
c.th (cochlear thea)      = sendok teh
h.v (hora vespertina)   = malam hari
m.f (misce fac)            = campur dan buat
sol. (solution)              = larutan
laxans                          = Laksativa
ad. (ad)                        = sampai

c.       Kesimpulan Resep
Diminta atau ambillah Magn. Sulfat 5gr, Natrii. Sulfat 5gr dan Aquadest sampai batas 100ml. Dicampur dan dibuat larutan laksativa tandai 1 kali sehari 1 sendok teh pada malam hari.

d.      Pengerjaan Resep
*      Monografi
·         Magnesii Sulfas (FI IV hal 516)
            Nama latin: Magnesium Sulfat
            Nma lain: Garam Inggris
            Pemerian: Hablur, biasanya berbentuk jarum, tidak berwarna; rasa dingin, asin dan pahit,   Dalam udara kering dan hangat merekah.
            Kelarutan: mudah larut dalam air : mudah larut secara perlahan dalam gliserin; sangat        mudah larut dalam air mendidih : agak sukar larut dalam etanol.
            Khasiat: Laksativum ; Antikonvulsan (FI III hal 355)
            Laktasif/pencahar adalah obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi sembelit             dengan membuat kotoran mudah dikeluarkan.
·         Natrium Sulfat
            Nama Lain: Garam Inggris
            Pemerian: Hablur tidak berwarna atau granul putih : tidak berbau: merekah melebur pada suhu 32,5o
            Kelarutan: Larut dalam 1,5 bagian air, dalam gliserin, tidak larut dalam Etanol.

e.       Perhitungan Bahan
·         Mangnesiium Sulfat    : 5gr/100ml  x   60 ml = 3 g
·         Natrium sulfat              : 5gr/100ml  x  60 ml = 3 g
·         Aquades                      =  60 ml – ( 3 g + 3 g )
                                                    = 60 ml – 6 g
                                                            = 54 ml
f.       Alat dan Penimbangan Bahan
                                Alat
                              -    Timbangan + Anak timbangan                                                     
                              -    Gelas ukur
                              -    Pipet
                                Botol Coklat
                              -    Sendok Tanduk
   Kertas perkamen
                                Penimbangan Bahan      
Nama Bahan
Daftar Bahan
Kode Bahan
Penimbangan
Paraf
Magn Sulfat


3 gr

Nat Sulfat


3 gr

Aquades



54ml

g.      Cara Kerja
1.      Disiapkan Alat
2.      Dibersihkan alat yang akan di gunakan
3.      Dikalibrasi botol 60ml
4.      Ditimbang 3 gr Magn. Sulfat dan 3 gr Natrii Sulfat
5.      Dimasukkan Mang Sulfat dan Nat Sulfat ke dalam botol
6.      Ditambahkan aquades secukupnya, lalu kocok ad larut dan bercampur
7.      Dimasukkan sisa aquades ad 60 ml, kocok ad homogen
8.      Deberi etiket warna putih

h.      Etiket / Penandaan

APOTEK  SMK N 1 KLUNGKUNG                  
Alamat: Br. Siku-Kamasan
Telp: (0366)23620
Apoteker   : Idha Ayu Octa D. S.Farm, Apt.                                                       
SIPA          : 05/S/Yankesmas/2014
SIA             :05/SIA/Dinkes/2014
No :                                             Tgl :
Nama :
                                                                             Tablet
     1   X  sehari   1 Sendok Teh                         Capsul
                                                                            Bungkus
                Pada Malam Hari                              Sendok                        

 

Sebelum/sesudah makan
Semoga lekas sembuh!











                                           




2.       
Dr. Dio Pratama
SIP 007/IDI/00
Alamat Prak: Jln. Jalak 23, Kendari
Telp.58474565


Kendari, 30 Desember 2012
     No: 002

R/             
Solutio Acidi Borici 100
             
m.f. Sol.
                         S. Epith pro kaki
 
                                   
Pro      : Rindi
Umur  : 8 tahun
Alamat : Jln. Merak 10










        


R/ Standar Solutio Acidi Borici (FN Hal.10)
Komposisi. Tiap 100 mL mengandung :
-          Acidum boricum                     3 gram
-          Aqua destillata ad.                  100 mL
                  Jawab:
a.       Kelengkapan R/
-        Nama dokter
-        Sip dokter
-        Alamat praktik dokter
-        Nomor telepon dokter
-        Nomor  resep
-        Tanggal pembuatan resep
-        Tanda  R ( Recipe)  pada  bagian  kiri setiap  penulisan resep
-        Nama obat dan komposisinya
-        Aturan  pemakaian obat  yang  tertulis
-        Tanda tangan atau paraf dokter
-        Nama pasien
-        Umur pasien
-        Alamat pasien

b.   Arti Singkatan Bahasa Latin

m.f (misce fac)                  = campur dan buat
sol. (solution)                    = larutan
       S (signa)                           =  tandai
Epith. (epithema)              = kompres
Pro (propere)                     = untuk

c.       Kesimpulan Resep
Diminta atau ambillah Acid Borici 3gr, dan Aquadest sampai batas 100ml. Dicampur dan dibuat larutan tandai untuk penggunaan luar / kompres kaki.

d.      Pengerjaan Resep
*      Monografi
·         Acidum Boricum (FI. Edisi III Hal.49)
Nama latin                    : ACIDUM BORICUM
Nama lain                     : Asam  borat, Asam ortoborat
Pemerian                       :  Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap  tidak     berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak  asam dan pahit       kemudian manis
Kelarutan                      :  Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,dalam     16 bagian etanol (95 %)p dan     dalam 5 bagian gliserol p
Penyimpanan                :  Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                         :  Antiseptikum ekstern (obat yang digunakan untuk mencegah       luka luar agar tidak membusuk)
·         Aquadest ( FI.Edisi III Hal.96 )
Nama latin                    : Aqua Destillata
Nama lain                     : Air suling, Air murni
Pemerian                       :  Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai      rasa
Penyimpanan                : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan                  :  Zat tambahan, pelarut
                                     
e.       Perhitungan Bahan
-          Asam borat      :  3gr / 100 ml  x  100 ml = 3 gram
-          Aquadest         : 100ml  – 3gr  = 97 ml
f.       Alat Dan Bahan
      Alat
-   Batang pengaduk
-   Botol 100 g
-    Corong
-     Erlenmeyer
-     Gelas kimia 100 mL
    Hot plate
    Kertas perkamen
-    Kertas saring
-    Sendok tanduk
-  Timbangan + anak timbangan
*      Bahan dan Penimbangan
Nama Bahan
Daftar Bahan
Kode bahan
Penimbangan
Paraf
Aquadest


97 ml

Asam Borat


3 gr


g.      Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan lalu dibersihkan
2. Disetarakan timbangan
3. Ditara Erlenmeyer atau gelas arloji
4. Ditimbang Asam borat 3 gram, masukkan dalam gelas kimia, tambahkan aquadest ± 60 ml lalu panaskan diatas hot plate hingga larut, kemudian dinginkan
5.Ditambahkan sisa aquadest ad 100 ml
6. Disaring dengan kertas saring melalui corong kedalam botol
7. Dilakukan penyaringan sebanyak 2 kali
8. Diberi etiket warna biru

h.      Etiket / Penandaan
  
APOTEK  SMK N 1 KLUNGKUNG                  
Alamat: Br. Siku-Kamasan
Telp: (0366)23620
Apoteker    : Idha Ayu Octa D. S.Farm, Apt.                                                       
SIPA            : 05/S/Yankesmas/2014
SIA              :05/SIA/Dinkes/2014
No      :                                Tgl :
Pro     :
Umur :
Aturan pakai :

…………..  x  sehari

OBAT LUAR












BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
            Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu zat aktif atau lebih yang terlarut didalamnya, biasanya menggunakan air sebagai pelarut. Perbedaan potio dan larutan (solutio) adalah potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat secara oral, sedangkan larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikan, parenteral dan sebagainya.

Klasifikasi Larutan
1. Cara pemberian
- Oral : larutan oral adalah larutan yang dibuat untuk pemberian secara oral, mengandung satu atau lebih zat tambahan.
- Topikal : larutan yang mengandung air, tetapi sering juga mengandung etanol/poliol untuk penggunaan kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal untuk pengguan pada permukaan mukosa mulut.
- Lotio : suspensi topikal
- Otik : larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dengan bahan pendispersi, penggunaanya untuk telinga bagian luar.
2. Sistem Pelarut
 - Spirit : adalah larutan yang mengandung etanol atau hidrokarbon dari zat mudah menguap, umumnya nih digunakan sebagai bahan pengaroma.
- Tingtur : larutan yang mengandung etanol atau hidrokarbon yang dibuat dari tumbuhan atau bahan kimia.
- Air Aromatik : adalah larutan jernih dan jenuhdalam air, dari  minyak mudah menguap atau senyawa aromatik, atau mudah menguap lainnya.


Hal-hal yang Harus di perhatikan Dalam Sediaan Larutan
1. Kestabilan zat dalam larutan
2. Kelarutan zat aktif
3. Dosis takaran
4. Penyimpanan

Keuntungan Sediaan larutan
1. Mudah ditelan
2. Cepat diabsorbsi (karena zat aktif tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan lagi)
3. Distribusi zat aktif dalama larutan itu homogen
4. Mengurangi reaksi iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (ex:aspirin,KCl), karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung

Kekurangan Sediaan Larutan
1. Voluminus
2. Stabilitasnya kurang baik, terutama untuk zat yang mudah terhidrolisis
3. Mudah di tumbuhi mikroorganisme
4. Ketepatan dosis itu tergantung siapa yang menakar
5. Rasa obat ada yang sulit untuk di tutupi

4.2  Kritik dan Saran
 Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Meskipun  masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini kami mohon saran dan kritiknya. Terima kasih








Daftar Pustaka

Anief Moeh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta.Gadjah Mada University press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia edisi  III
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia edisi IV



Tidak ada komentar:

Posting Komentar