MAKALAH
SEDIAAN LARUTAN
Oleh:
1. Idha Ayu Octa Diantari (05)
2. Kadek Yunita Liana Dewi (07)
Kelas : XII Farmasi II
SMK NEGERI 1 KLUNGKUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
Kata Pengantar
Om Swastyastu,
Puja
dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan
kepada kami, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang
diharapkan meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah
ini membahas tentang “Sedian Solutio
atau Larutan” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita
khususnya tentang apa dan bagaimana sediaan dalam bentuk larutan.
Dengan
adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan
belajar teman-teman, selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan
memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.
Kami
sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat minim, sehingga saran
serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan untuk perbaikan makalah
ini. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini .
Om Santih, Santih, Santih, Om
Klungkung, 08 September 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………..……………………………………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan….……..………………………….…………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………….………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………….……………………………………….2
1.3 Tujuan dan Manfaat………………………….………………………………………..2
Bab II Landasan Teori…….…………………………………………………………………….3
2.1 Definisi Larutan….…………………………………………………………………....3
2.2 Klasifikasi Larutan.…………………………………………………………………....4
Bab III Pembahasan…………..…………………………………………………………………8
3.1 Cara Pembuatan Sediaan Larutan….………………………………………………….8
3.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan…….………………………………….....8
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan…….…………………………………….9
3.4 Formula Umum Larutan……………………………………………………………..11
3.5 Contoh Resep Sediaan Solutio…………………….…………………………………14
Bab IV Penutup…………..……………………………………………………………………..22
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..22
4.2 Kritik dan Saran……………………………………………………………………...23
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….……24
Daftar Isi…………..……………………………………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan….……..………………………….…………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………….………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………….……………………………………….2
1.3 Tujuan dan Manfaat………………………….………………………………………..2
Bab II Landasan Teori…….…………………………………………………………………….3
2.1 Definisi Larutan….…………………………………………………………………....3
2.2 Klasifikasi Larutan.…………………………………………………………………....4
Bab III Pembahasan…………..…………………………………………………………………8
3.1 Cara Pembuatan Sediaan Larutan….………………………………………………….8
3.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan…….………………………………….....8
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan…….…………………………………….9
3.4 Formula Umum Larutan……………………………………………………………..11
3.5 Contoh Resep Sediaan Solutio…………………….…………………………………14
Bab IV Penutup…………..……………………………………………………………………..22
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..22
4.2 Kritik dan Saran……………………………………………………………………...23
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….……24
Daftar
Lampiran
Lampiran 1 Kemasan Sinativa………….………………………………………………………25
Lampiran 2 Kemasan Acidbori…………………………………………………………………26
Lampiran 3 Brosur Sinativa…………………………………………………………………….27
Lampiran 4 Brosur Acidbori……………………………………………………………………28
Lampiran 1 Kemasan Sinativa………….………………………………………………………25
Lampiran 2 Kemasan Acidbori…………………………………………………………………26
Lampiran 3 Brosur Sinativa…………………………………………………………………….27
Lampiran 4 Brosur Acidbori……………………………………………………………………28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi masyarakat Indonesia begitu
mendengar kata obat itu sebenarnya bukan hal
yang baru, telah lama obat-obatan digunakan secara turun temurun dan
diyakini mampu mengobati suatu penyakit dan dirasakan khasiatnya. Kepercayaan
pada obat juga terus meningkat seiring dengan perkembangan ilmu tentang obat
yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Dalam sediaan farmasi terdapat beberapa
bentuk obat yang umumnya untuk menentukan bentuk obat yang akan dibuat. Setiap
bentuk sediaan memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pemakaian, secara garis besar ada tiga bentuk sediaan obat yaitu sediaan
Padat, Semipadat, dan Liquid atau sediaan
cair seperti larutan.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia terlarut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Diantaranya solution dan
mixtura tidak ada perbedaan yang pokok. Oleh karena itu molekul-molekul dalam
larutan terdispersi secara merata. Sediaan larutan juga mempunyai keunggulan
terhadap bentuk sediaan solid dalam hal kemudahan pemberian obat terkait sifat
kemudahan mengalir dari sediaan ini. Dosis yang diberikan relatif lebih akurat
dan pengaturan dosis lebih mudah divariasi dengan penggunaan sendok takar. Selain itu
sediaan larutan biasanya dapat
menutupi rasa tidak enak atau rasa pahit dari obat, tetapi sediaan liquid seperti larutan lebih mudah
rusak oleh tempat penyimpanan sediaan, sediaan bentuk ini juga mudah
terkontaminasi oleh bakteri karena air merupakan media yang paling bagus untuk
pertumbuhan bakteri.
Seorang ahli farmasi harus dapat membuat
formulasi yang tepat dengan bahan tambahan yang sesuai dan tempat penyimpanan
harus di perhatikan, simpan pada suhu ruangan agar sediaan tidak cepat rusak.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan larutan ?
2.
Bagaimana pembagian larutan ?
3.
Apa saja keuntungan dan kerugian dalam
sediaan larutan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Agar dapat diketahui apa itu sediaan
larutan, bagaimana cara pembuatannya dan apa saja keuntungan dan kerugian sediaan
larutan supaya dapat dipertahankan kelebihannya dan mengatasi kekurangan
tersebut. Dengan membuat sediaan larutan menjadi lebih baik lagi agar dapat
diterapkan di dunia kerja dengan baik dan bisa didapatkan efek terapi yag di
harapkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Larutan
Larutan atau solutio adalah sediaan
cair yang mengandung satu zat aktif atau lebih yang terlarut didalamnya, biasanya
menggunakan air sebagai pelarut. Perbedaan potio dan larutan (solutio) adalah
potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat secara oral, sedangkan larutan
(solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikan,
parenteral dan sebagainya.
•
Menurut Farmakope Indonesia edisi III
Larutan adalah sediaan
cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain sebagai
pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar
harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones.
Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter.
•
Menurut Buku Ilmu Meracik Obat
Larutan adalah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia yang terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling
kecuali dinyatakan lain. Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan
dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan
tersebut.
•
Menurut Buku Ilmu Resep
Larutan adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
•
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV
Larutan
adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang telarut,
misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi
secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya
memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika
larutan diencerkan atau dicampur. Berikut pembagian larutan berdasarkan
Farmakope Indonesia edisi IV :
Ø Larutan Oral, yaitu sediaan cair
yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau
tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran
kosolven-air. Larutan oral dapat diformulasikan untuk diberikan langsung secara
oral kepada pasien atau dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih
dulu sebelum diberikan. Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula dalam
kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup.
Ø Larutan Topikal, yaitu larutan yang
biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti
etanol dan poliol untuk penggunaan topikal atau penggunaan luar pada kulit.
Ø Larutan Otik, yaitu larutan yang
mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi , untuk
penggunaan dalam telinga luar.
Ø Spirit, yaitu larutan mengandung
etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya merupakan larutan
tunggal atau campuran bahan. Beberapa spirit digunakan sebagai bahan pengaroma,
yang lain memiliki makna pengobatan. Spirit harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan tidak tembus cahaya untuk mencegah penguapan dan memperkecil
perubahan akibat oksidasi.
Ø Tingtur, yaitu larutan yang
mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan-bahan tumbuhan atau
senyawa kimia. Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak
tembus cahaya serta jauhkan dari sinar matahari langsung dan panas yang
berlebihan.
2.2 Klasifikasi
Larutan
Larutan
dibagi berdasarkan cara pemberiannya :
1.
Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat
untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran konsolven.
Beberapa
contoh sediaan larutan oral, antara lain:
a.
Sirup
adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
penambahan bahan pewangi dan zat obat. Komponen-komponen dari sirup : (1) gula,
biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis
dan kental, (2) pengawat antimikroba, (3) pembau, dan (4) pewarna
Ada 3 macam
sirup yaitu :
·
Sirup simpleks, mengandung 65 % gula
dalam larutan nipagin 0,25 % b/v.
·
Sirup obat, mengandung satu atau lebih
jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan.
·
Sirup pewangi, tidak mengandung obat
tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini
bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak.
b.
Eliksir
adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimasukkan untuk penggunaan
vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibandingkan dengan
sirup eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar
gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif disbanding sirup dalam
menutupi rasa senyawa obat. (Howard C. Ansel, Ph. D. dkk. Fakultas Farmasi
Univ. Georgia 341)
2. Larutan topical adalah larutan yang biasanya
mengandung air, tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol dan
poliol untuk penggunaan pada kulit, atau larutan lidokain oral topical untuk
penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Sedian-sedian yang termasuk larutan
topical :
a.
Collyrium
Adalah sediaan
berupa larutan steril, jernih, bebas pirogen, isotonis, digunakan untuk
membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
b.
Guttae Ophthalmicae
Tetes mata
adalah larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan
dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Tetes mata juga
tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar
tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.
c.
Gargarisma
Gargarisma /
obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang
harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai
pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Contohnya : Betadin gargle.
d.
Guttae Oris
Tetes mulut
adalah Obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih
dahulu dengan air untuk dikumur-kumur, tidak untuk ditelan.
e.
Guttae Nasalis
Tetes hidung adalah
obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga
hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak lemak
atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
f.
Inhalation
Sediaan yang
dimaksudkan untuk disedot oleh hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam
bentuk kabut kedalam saluran pernafasan. Tetesan butiran kabut harus seragam
dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.
g.
Injectiones / Obat suntik
Injeksi adalah
sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan
dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir.
h.
Lavement / Enema / Clysma
Cairan yang
pemakaiannya per rectum / colon yang gunanya untuk membersihkan atau
menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik. Enema yang digunakan untuk
membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih feces sebelum operasi,
tidak boleh mengandung zat lendir. Selain untuk membersihkan enema juga
berfungsi sebagai karminativa, emolient, diagnostic, sedativa, anthelmintic dan
lain-lain.
i.
Douche
Adalah larutan
dalam air yang dimaksudkan dengan suatu alat kedalam vagina, baik untuk
pengobatan maupun untuk membersihkan. Karena larutan ini mengandung bahan obat
atau antiseptik. Contoh : Betadin Vagina Douche.
j.
Epithema / Obat kompres
Adalah cairan
yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat-tempat yang sakit dan
panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan
untuk mngeringkan luka bernanah. Contoh : Rivanol.
k.
Litus Oris
Oles bibir
adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut. Contoh:
Larutan 10 % Borax dalam gliserin.
Larutan
dibagi berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut
1. Spirit yaitu larutan yang mengandung
etanol atau hidroalkohol dai zat mudah menguap, umumnya digunakan sebagai bahan
pengaroma.
2. Tingtur yaitu larutan mengandung
etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
3. Air aromatik: larutan jernih dan
jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatic, atau bahan
mudah menguap lainnya.
Pelarut
yang biasa digunakan adalah :
a. Air, untuk melarutkan bermacam-macam
garam.
b. Spiritus, untuk melarutkan kamfer,
iodine, mentol.
c. Gliserin, untuk melarutkan tannin,
zat samak, boraks, fenol.
d. Eter, untuk melarutkan kamfer,
fosfor, sublimat.
e. Minyak, untuk melarutkan kamfer,
mentol.
f. Paraffin liquidum, untuk melarutkan
cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer, mentol, klorbutanol.
g. Kloroform, untuk melarutkan
minyak-minyak, lemak.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Pembuatan Sediaan Larutan
Berdasarkan Buku Ilmu
Meracik Obat hal 99 :
1.
Zat-zat yang
mudah larut, dilarutkan dalam botol
2.
Zat-zat yang
agak sukar dilarutkan dengan pemanasan
3.
Untuk zat yang
akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar tidak
terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat.
4.
Untuk zat yang
meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar erlenmeyer atau
botol maka perlu dalam melarutkkan digoyang-goyangkan atau di gojok untuk
mempercepat larutnya zat tersebut.
5.
Zat-zat yang
mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan dan
dilarutkan secara dingin.
6.
Zat-zat mudah
menguap bila dipaanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dipanaskan
serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan.
7.
Obat-obat keras
harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah larut semua, dapat
dilakukan ditabung reaksi lalu bilas.
8.
Perlu
diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu
zat, tidak untuk menambah kelarutan, sebab bila keadaan menjadi dingin maka
akan terjadi endapan.
Bila suatu zat
A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai
berikut:
1. Larutan encer,
yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2.
Larutan pekat, yaitu larutan yang
mengandung sejumlah besar zat A yang terlarut.
3.
Larutan jenuh, yaitu larutan yang
mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada tekanan dan
temperatur tertentu.
4.
Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang
mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di
dalam air pada temperatur tertentu.
Hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan/solution adalah agar mempercepat melarutnya obat dapat
digunakan beberapapa cara seperti menggunakan panas, mengecilkan ukuran
partikel zat, menggunakan pelarut pembantu maupun membantu kelarutan dengan
melakukan pengadukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat larutan:
1. kelarutan zat aktif harus jelas
dan bisa larut
2. kestabilan zat aktif dalam
larutan/pelarut maupun kosolven harus baik
3. dosis takaran tepat
4. penyimpanan yang sesuai
3.2 Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan
Larutan
a.
Keuntungan sediaan dalam bentuk larutan
yaitu :
§ Merupakan
campuran homogen
§ Dosis dapat
diubah-ubah dalam pembuatan
§ Dapat diberikan
dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan.
§ Kerja awal obat
lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi.
§ Mudah diberikan pemanis, bau-bauan, warna
dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak.
§ Untuk pemakaian
luar, bentuk larutan mudah digunakan.
b.
Kerugian :
§ Volume bentuk
larutan lebih besar
§ Ada obat yang
tidak stabil dalam larutan
§ Ada obat yang
sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.
3.3 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Larutan
1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar
pula. Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar
larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa
organik) larut dalam kloroform.
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat
karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau
solutio petit.
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut,
sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat
anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya adalah :
a.
Dapat larut dalam air
Semua garam
klorida larut, kecuali AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam
nitrat larut kecuali nitrat base. Semua garam sulfat larut kecuali BaSO4,
PbSO4, CaSO4.
b.
Tidak larut dalam air
Semua garam
karbonat tidak larut kecuali K2CO3, Na2CO3.
Semua oksida dan hidroksida tidak larut kecuali KOH, NaOH, BaO, Ba(OH)2.
semua garam phosfat tidak larut kecuali K3PO4, Na3PO3.
Dalam Farmakope Indonesia Edisi III Kelarutan suatu
zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah sebagai
berikut:
Istilah
kelarutan
|
Jumlah bagian
pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat
|
Sangat mudah larut
|
< 1
|
Mudah larut
|
1- 10
|
Larut
|
10-30
|
Agak sukar
larut
|
30-100
|
Sukar larut
|
100-1000
|
Sangat sukar
larut
|
1000-10000
|
Praktis tidak
larut
|
>10000
|
4. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya
dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses
kelarutannya membutuhkan panas.
Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi
tidak boleh dipanaskan, misalnya :
a.
Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol
dan minyak atsiri.
b.
Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.
c.
Saturatio
d.
Senyawa-senyawa kalsium, misalnya :
Aqua calsis.
5.
Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu
yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan menyebabkan
penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi
kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila kedalam
air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
6.
Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya :
Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung
Nicotinamida.
7.
Pembentukan
Kompleks
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya
interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam
kompleks. Contohnya : Iodium larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
Kecepatan kelarutan dipengauhi oleh :
a.
Ukuran partikel : Makin halus solute,
makin kecil ukuran partikel ; makin luas permukaan solute yang kontak dengan
solvent, solute makin cepat larut.
b.
Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah
kenaikan kelaruta solute.
c.
Pengadukan.
3.4 Formula
Umum Larutan
Suatu larutan terdiri dari Zat Aktif dan Zat Tambahan.
Zat tambahan ini terdiri dari :
Suatu larutan terdiri dari Zat Aktif dan Zat Tambahan.
Zat tambahan ini terdiri dari :
a.
Pembasah
b.
Stabilizer (jika perlu)
c.
Antioksidan (untuk zat mudah teroksidasi dan
minyak)
Antioksidan yang digunakan harus non toksik, non iritan, efektif pada konsentrasi rendah, larut pada fase pembawa, dan stabil. Contoh antioksidan yang sering digunakan :
- Asam Askorbat (pH stabilitas 5,4, penggunaan 0,01-0,1%)
- Asam Sitrat (0,01-1%)
- Na-Metabisulfit
- Na Sulfite
Antioksidan yang digunakan harus non toksik, non iritan, efektif pada konsentrasi rendah, larut pada fase pembawa, dan stabil. Contoh antioksidan yang sering digunakan :
- Asam Askorbat (pH stabilitas 5,4, penggunaan 0,01-0,1%)
- Asam Sitrat (0,01-1%)
- Na-Metabisulfit
- Na Sulfite
d.
Pengawet
Pengewet yang digunakan harus
berspektrum luas (bisa untuk bakteri gram positif maupun negatif), larut dalam pembawa. Biasanya
digunakan pengawet kombinasi untuk
meningkatkan kemampuan spektrum antimikroba, efek yang dihasilkan sinergis, dan digunakan dalam jumlah sedikit. Kriteria
Pengawet :
- harus
efektif
- stabil
- non
toksik, non sensitizing, cukup larut, mampu bercampur dan rasa mampu di tolerir.
Contoh pengawet: kloroform (jarang digunakan karena karsinogen), etanol, asam
benzoat, asam sorbat, sirup dengan konsentrasi tinggi, ester hidroksi benzoat, dll
e.
Pemanis
- Sukrosa : berfungsi dalam peningkatan visikositas, memberi tekstur yang menyenangkan di mulut, membentuk larutan tidak berwarna yang stabil pada pH 4-8.
- Sorbitol, Manitol, Xytol : biasa digunakan untuk pasien DM, dosis tinggi menyebabkan diare.
- Aspartam : rasa manis hilang ketika terhidrolisis oleh panas.
- Garam Na dan Ca dari sakarin : menimbulkan rasa kelat.
- Thaumatin : pemanis yang paling manis, biasanya dikombinasikan dengan gula karena menimbulkan rasa pahit dan rasa logam.
- Sukrosa : berfungsi dalam peningkatan visikositas, memberi tekstur yang menyenangkan di mulut, membentuk larutan tidak berwarna yang stabil pada pH 4-8.
- Sorbitol, Manitol, Xytol : biasa digunakan untuk pasien DM, dosis tinggi menyebabkan diare.
- Aspartam : rasa manis hilang ketika terhidrolisis oleh panas.
- Garam Na dan Ca dari sakarin : menimbulkan rasa kelat.
- Thaumatin : pemanis yang paling manis, biasanya dikombinasikan dengan gula karena menimbulkan rasa pahit dan rasa logam.
f.
Pengental
g.
Pewarna (dye)
Penggunaan pewarna ini sebenarnya sedikit tidak penting, karena hanya bertujuan untuk memperbaiki warna tampilan larutan. Syarat pewarna yang bisa di gunakan yaitu non toksik, non iritan, dapat tersatukan dengan larutan.
Dalam pemilihan pewarna harus memperhatikan :
- kelarutan
- stabilitas
- ketercampuran
- konsentrasi zat pewarna dalam sediaan
Klasifikasi Pewarna
- Pigmen Mineral
- Zat Pewarna Alam
- Sintesis
Penggunaan pewarna ini sebenarnya sedikit tidak penting, karena hanya bertujuan untuk memperbaiki warna tampilan larutan. Syarat pewarna yang bisa di gunakan yaitu non toksik, non iritan, dapat tersatukan dengan larutan.
Dalam pemilihan pewarna harus memperhatikan :
- kelarutan
- stabilitas
- ketercampuran
- konsentrasi zat pewarna dalam sediaan
Klasifikasi Pewarna
- Pigmen Mineral
- Zat Pewarna Alam
- Sintesis
h.
Anti Caplocking Agent
Untuk
mencegah kristalisasi gula di dalam botol, umum digunakan alkohol polihydric seperti
sorbitol, gliserol, dan propilenglikol.
i.
Dapar
Untuk
zat yang range pH stabilitas kecil harus diperhatikan :
- ketercampuran dengan kandungan larutan
- tidak toksik
- dapat menerima flavoring dan pewarna dari produk
Contoh :
- karbonat
- sitrat
- borat (tidak untuk oral)
- ketercampuran dengan kandungan larutan
- tidak toksik
- dapat menerima flavoring dan pewarna dari produk
Contoh :
- karbonat
- sitrat
- borat (tidak untuk oral)
j.
Pewangi (Flavoring agent)
3.5 Contoh
Resep Sediaan Solutio
1.
Dr. Wahid Hasim
Sip: 026/XII/32/2012
Alamat prak: Jln. Melaju Keras No 1 Malang
Telepon: (0341) 6611122
|
Malang 26
November 2012
No.
001
R/ Obat Pencahar 60 mL
S1dd1 cth.h.v
Pro: Udin
Umur: 20 tahun
Alamat: Jln. Sanan 1A ₯ |
Resep Standart (FMS hal 45)
R/ Magn Sulfat 5
Nat Sufat 5
Aq ad 100 cc
m.f.sol
S.Laxans
Jawab
:
a. Kelengkapan
R/
-
Nama dokter
-
Sip dokter
-
Alamat praktik dokter
-
Nomor telepon dokter
-
Nomor
resep
-
Tanggal pembuatan resep
-
Tanda
R ( Recipe) pada bagian
kiri setiap penulisan resep
-
Nama obat dan komposisinya
-
Aturan pemakaian obat
yang tertulis
-
Tanda tangan atau paraf dokter
-
Nama pasien
-
Umur pasien
-
Alamat pasien
b. Arti
singkatan bahasa latin
S (signa) = tandai
1
= satu
d d 1 (de die) = tiap hari satu
c.th
(cochlear thea) = sendok teh
h.v (hora vespertina) =
malam hari
m.f (misce fac) =
campur dan buat
sol. (solution) =
larutan
laxans =
Laksativa
ad. (ad) =
sampai
c. Kesimpulan Resep
Diminta atau ambillah Magn. Sulfat 5gr, Natrii. Sulfat 5gr
dan Aquadest sampai batas 100ml. Dicampur dan dibuat larutan laksativa tandai 1
kali sehari 1 sendok teh pada malam hari.
d. Pengerjaan Resep
Monografi
·
Magnesii Sulfas (FI IV hal 516)
Nama latin:
Magnesium Sulfat
Nma lain: Garam
Inggris
Pemerian:
Hablur, biasanya berbentuk jarum, tidak berwarna; rasa dingin, asin dan pahit, Dalam udara
kering dan hangat merekah.
Kelarutan:
mudah larut dalam air : mudah larut secara perlahan dalam gliserin; sangat mudah larut
dalam air mendidih : agak sukar larut dalam etanol.
Khasiat: Laksativum ;
Antikonvulsan (FI III hal 355)
Laktasif/pencahar
adalah obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi sembelit dengan membuat
kotoran mudah dikeluarkan.
·
Natrium Sulfat
Nama Lain:
Garam Inggris
Pemerian:
Hablur tidak berwarna atau granul putih : tidak berbau: merekah melebur pada suhu 32,5o
Kelarutan:
Larut dalam 1,5 bagian air, dalam gliserin, tidak larut dalam Etanol.
e.
Perhitungan Bahan
·
Mangnesiium Sulfat : 5gr/100ml x 60 ml = 3 g
·
Natrium
sulfat : 5gr/100ml
x
60 ml = 3 g
·
Aquades
= 60
ml – ( 3 g + 3 g )
= 60 ml – 6 g
= 54 ml
f.
Alat dan Penimbangan Bahan
Alat
-
Timbangan + Anak timbangan
- Gelas
ukur
-
Pipet
- Botol Coklat
-
Sendok Tanduk
- Kertas perkamen
Penimbangan Bahan
Nama Bahan
|
Daftar Bahan
|
Kode Bahan
|
Penimbangan
|
Paraf
|
Magn Sulfat
|
|
|
3 gr
|
|
Nat Sulfat
|
|
|
3 gr
|
|
Aquades
|
|
|
54ml
|
|
g.
Cara Kerja
1.
Disiapkan Alat
2.
Dibersihkan alat yang akan di gunakan
3. Dikalibrasi botol 60ml
4.
Ditimbang 3 gr Magn. Sulfat dan 3 gr Natrii Sulfat
5.
Dimasukkan Mang Sulfat dan Nat Sulfat ke dalam botol
6.
Ditambahkan aquades secukupnya, lalu kocok ad larut dan bercampur
7. Dimasukkan
sisa aquades ad 60 ml, kocok ad homogen
8. Deberi
etiket warna putih
h. Etiket / Penandaan
APOTEK SMK
N 1 KLUNGKUNG
Alamat: Br.
Siku-Kamasan
Telp: (0366)23620
Apoteker :
Idha Ayu Octa D. S.Farm, Apt.
SIPA : 05/S/Yankesmas/2014
SIA :05/SIA/Dinkes/2014
|
No :
Tgl :
Nama :
Tablet
1
X sehari 1 Sendok Teh Capsul
Bungkus
Pada Malam Hari Sendok
Sebelum/sesudah
makan
Semoga lekas
sembuh!
|
2.
|
Dr. Dio Pratama
SIP 007/IDI/00
Alamat Prak: Jln. Jalak 23, Kendari
Telp.58474565
Kendari, 30 Desember 2012
No: 002
R/
Solutio Acidi Borici 100
m.f. Sol.
S. Epith pro kaki
₯
Pro :
Rindi
Umur : 8 tahun
Alamat :
Jln. Merak 10
|
R/ Standar Solutio Acidi Borici (FN
Hal.10)
Komposisi.
Tiap 100 mL mengandung :
-
Acidum boricum 3 gram
-
Aqua destillata ad. 100
mL
Jawab:
a.
Kelengkapan R/
-
Nama dokter
-
Sip dokter
-
Alamat praktik dokter
-
Nomor telepon dokter
-
Nomor
resep
-
Tanggal pembuatan resep
-
Tanda
R ( Recipe) pada bagian
kiri setiap penulisan resep
-
Nama obat dan komposisinya
-
Aturan
pemakaian obat yang tertulis
-
Tanda tangan atau paraf dokter
-
Nama pasien
-
Umur pasien
-
Alamat pasien
b.
Arti Singkatan Bahasa Latin
m.f
(misce fac) = campur dan
buat
sol.
(solution) = larutan
S
(signa) = tandai
Epith.
(epithema) = kompres
Pro
(propere) = untuk
c. Kesimpulan Resep
Diminta
atau ambillah Acid Borici 3gr, dan Aquadest sampai batas 100ml. Dicampur dan
dibuat larutan tandai untuk penggunaan luar / kompres kaki.
d. Pengerjaan Resep
Monografi
·
Acidum
Boricum (FI. Edisi III Hal.49)
Nama
latin : ACIDUM BORICUM
Nama
lain : Asam borat, Asam ortoborat
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna;
kasar; tidak berbau; rasa agak asam dan
pahit kemudian manis
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,dalam 16 bagian etanol (95 %)p dan dalam 5 bagian gliserol p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antiseptikum ekstern (obat yang digunakan untuk mencegah luka luar agar tidak membusuk)
·
Aquadest
( FI.Edisi III Hal.96 )
Nama
latin : Aqua Destillata
Nama
lain : Air suling, Air
murni
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan : Zat tambahan, pelarut
e. Perhitungan Bahan
-
Asam borat : 3gr / 100 ml x
100 ml = 3 gram
-
Aquadest : 100ml – 3gr
= 97 ml
f. Alat Dan Bahan
Alat
- Batang pengaduk
- Botol 100 g
- Corong
- Erlenmeyer
- Gelas
kimia 100 mL
- Hot plate
- Kertas perkamen
- Kertas saring
- Sendok tanduk
- Timbangan + anak
timbangan
Bahan dan Penimbangan
Nama
Bahan
|
Daftar
Bahan
|
Kode
bahan
|
Penimbangan
|
Paraf
|
Aquadest
|
|
|
97
ml
|
|
Asam
Borat
|
|
|
3 gr
|
|
g. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan lalu
dibersihkan
2. Disetarakan
timbangan
3. Ditara Erlenmeyer atau gelas
arloji
4. Ditimbang Asam borat 3 gram,
masukkan dalam gelas kimia, tambahkan aquadest ± 60 ml lalu panaskan diatas hot
plate hingga larut,
kemudian dinginkan
5.Ditambahkan sisa aquadest ad 100
ml
6. Disaring dengan kertas saring
melalui corong kedalam botol
7. Dilakukan penyaringan sebanyak 2
kali
8. Diberi etiket warna biru
h. Etiket / Penandaan
|
|
No : Tgl :
Pro :
Umur :
Aturan pakai :
………….. x sehari
OBAT
LUAR
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Larutan atau solutio adalah sediaan
cair yang mengandung satu zat aktif atau lebih yang terlarut didalamnya,
biasanya menggunakan air sebagai pelarut. Perbedaan potio dan larutan (solutio)
adalah potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat secara oral, sedangkan
larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikan,
parenteral dan sebagainya.
Klasifikasi Larutan
1. Cara pemberian
- Oral : larutan oral adalah larutan yang dibuat untuk pemberian secara oral, mengandung satu atau lebih zat tambahan.
- Topikal : larutan yang mengandung air, tetapi sering juga mengandung etanol/poliol untuk penggunaan kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal untuk pengguan pada permukaan mukosa mulut.
- Lotio : suspensi topikal
- Otik : larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dengan bahan pendispersi, penggunaanya untuk telinga bagian luar.
2. Sistem Pelarut
- Spirit : adalah larutan yang mengandung etanol atau hidrokarbon dari zat mudah menguap, umumnya nih digunakan sebagai bahan pengaroma.
- Tingtur : larutan yang mengandung etanol atau hidrokarbon yang dibuat dari tumbuhan atau bahan kimia.
- Air Aromatik : adalah larutan jernih dan jenuhdalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatik, atau mudah menguap lainnya.
1. Cara pemberian
- Oral : larutan oral adalah larutan yang dibuat untuk pemberian secara oral, mengandung satu atau lebih zat tambahan.
- Topikal : larutan yang mengandung air, tetapi sering juga mengandung etanol/poliol untuk penggunaan kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal untuk pengguan pada permukaan mukosa mulut.
- Lotio : suspensi topikal
- Otik : larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dengan bahan pendispersi, penggunaanya untuk telinga bagian luar.
2. Sistem Pelarut
- Spirit : adalah larutan yang mengandung etanol atau hidrokarbon dari zat mudah menguap, umumnya nih digunakan sebagai bahan pengaroma.
- Tingtur : larutan yang mengandung etanol atau hidrokarbon yang dibuat dari tumbuhan atau bahan kimia.
- Air Aromatik : adalah larutan jernih dan jenuhdalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatik, atau mudah menguap lainnya.
Hal-hal yang Harus di perhatikan
Dalam Sediaan Larutan
1. Kestabilan zat dalam larutan
1. Kestabilan zat dalam larutan
2. Kelarutan zat aktif
3. Dosis takaran
4. Penyimpanan
Keuntungan Sediaan larutan
1. Mudah ditelan
2. Cepat diabsorbsi (karena zat aktif tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan lagi)
3. Distribusi zat aktif dalama larutan itu homogen
4. Mengurangi reaksi iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (ex:aspirin,KCl), karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung
Kekurangan Sediaan Larutan
1. Voluminus
2. Stabilitasnya kurang baik, terutama untuk zat yang mudah terhidrolisis
3. Mudah di tumbuhi mikroorganisme
4. Ketepatan dosis itu tergantung siapa yang menakar
5. Rasa obat ada yang sulit untuk di tutupi
3. Dosis takaran
4. Penyimpanan
Keuntungan Sediaan larutan
1. Mudah ditelan
2. Cepat diabsorbsi (karena zat aktif tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan lagi)
3. Distribusi zat aktif dalama larutan itu homogen
4. Mengurangi reaksi iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (ex:aspirin,KCl), karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung
Kekurangan Sediaan Larutan
1. Voluminus
2. Stabilitasnya kurang baik, terutama untuk zat yang mudah terhidrolisis
3. Mudah di tumbuhi mikroorganisme
4. Ketepatan dosis itu tergantung siapa yang menakar
5. Rasa obat ada yang sulit untuk di tutupi
4.2 Kritik
dan Saran
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Meskipun masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini kami mohon saran dan kritiknya. Terima kasih
Daftar
Pustaka
Anief Moeh. 2006. Ilmu Meracik Obat.
Yogyakarta.Gadjah Mada University press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope
Indonesia edisi III
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope
Indonesia edisi IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar